TAMPAKNYA adegan di film Terminator, di mana robot-robot mendominasi medan perang dan lebih efektif dalam menumpas musuh akan jadi kenyataan. Kemajuan teknologi robot memungkinkan perang di masa depan akan lebih didominasi tentara-tentara robot termasuk kendaraan perang tanpa awak manusia dan meminimalisir jumlah korban prajurit yang bertempur.Meskipun selalu dalam pro dan kontra.
'Kini, sekitar 8.000 robot telah diterjunkan di medan perang. Mereka dipercaya akan membawa misi revolusi militer. Sebagian besar robot kini diterjunkan ke darat dengan tugas non-tempur seperti penjinakkan bom dan pesawat tanpa awak, tentu saja masih dioperasikan oleh tentara manusia,' papar Quinn kepada BBC.
Revolusi militer robot telah diterapkan dalam pesawat udara seperti pesawat tanpa awak milik AS di Afghanistan. Sedangkan penerapan robot di darat, masih terbatas. Pentagon telah membuat robot mobil EATR yang tanpa pengemudi yang dapat mengisi ulang bahan bakar sendiri dengan materi organik ketika berjalan jarak jauh.

Yoshiyuki Sankai, pakar robot ternama dari Jepang, menciptakan HAL (Hybrid Assistive Limb), pakaian robotik yang telah dikembangkan untuk membantu gerakan dan menambah tenaga orang yang memakainya. Brian Hart yang kehilangan putranya, John Hart yang gugur dalam perang Irak pada Oktober 2003, menciptakan robot pendeteksi bom dan sebuah kendaraan robot yang dirancang khusus untuk menjinakkan bom. Robot yang dinamakan LandShark (Hiu Darat) itu dilengkapi sejumlah sensor canggih yang dapat mendeteksi dan menonaktifkan bom.
Akademisi Amerika Serikat, Patrick Lin yang membuat etika robot untuk militer mempertanyakan, robot dapat diprogram untuk mengikuti standar tertentu, tapi bagaimana jika robot tersebut menyerang target yang tidak seharusnya dan melanggar hukum perang? Profesor Noel Sharkey, pendiri Komite Internasional untuk Kontrol Robot Bersenjata dan Christopher Coker dari the London School of Economics, menyatakan bahwa komputer tidak mampu menstimulasikan 'etos pahlawan', pemikiran dan etika tentara profesional. Peter Singer, penulis buku Wired for War, kecepatan perang modern akan membuat kontrol manusia semakin sulit.
Di sisi lain, penemu EATR, Dr Robert Finkelstein dari Robotic Technology Inc, mengatakan, robot mampu menghindari kesalahan yang dilakukan prajurit manusia dengan program yang secukupnya dan dibuat agar sedikit melakukan kesalahan seperti membunuh warga tak bersalah dan kelompok bukan musuh. “Robot tidak memiliki ikatan emosional, mereka tidak memiliki rasa takut, mereka dapat bertindak dalam beberapa situasi,' paparnya.***
(dari berbagai sumber)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments