Ini adalah sebuah karya seni luar biasa yang diciptakan dengan pena sederhana oleh seorang artis.
Joe Fenton bekerja sepuluh jam sehari, tujuh hari seminggu selama sepuluh bulan, bersusah payah membuat karyanya yang sangat detail ini.
Pria Inggris yang tinggal di Brooklyn, New York ini, menggambar lukisan yang rumit yang diberinya judul ‘Solitude, dengan pena 0,5 pada selembar kertas setinggi lima meter dan lebar 2,5 meter.
Diketahui, untuk menciptakan karya seninya, Joe menggambar karakter dan tokoh-tokoh imajinasinya dalam skala kecil kemudian menggabungkan mereka pada selembar kertas raksasa.
Namun karena ini merupakan karya super-detil, ia harus menghabiskan berjam-jam dengan pena di tangan untuk menyelesaikan karyanya ini.
“Butuh keberanian untuk memulainya karena saya tidak pernah melakukan apa pun dengan ukuran ini sebelumnya. Seperti yang dapat Anda bayangkan, harus menginvestasikan banyak waktu untuk menyelesaikan sesuatu seperti ini.” tutur Joe.
Joe mengatakan bahwa gambarnya ini menggambarkan rasa takut tentang kematian, dan juga membuat referensi dari berbagai agama dari Buddha sampai ke penyaliban Yesus.
“Ini mungkin tampak aneh, karena saya bukan orang yang religius dan saya tidak sepenuhnya yakin apakah saya mengejek suatu agama dengan memiliki referensi seperti itu dalam karya saya.” ungkap Joe.
Ia terinspirasi membuat gambar ini berasal dari Surealis awal ‘Hieronymus Bosch and Bruegel. Ia juga dipengaruhi oleh buku-buku Surealis yang lebih gelap dari masa kecilnya, seperti ‘Ratsmagic’ oleh Wayne Anderson.
Sumber : dailymail
Joe Fenton bekerja sepuluh jam sehari, tujuh hari seminggu selama sepuluh bulan, bersusah payah membuat karyanya yang sangat detail ini.
Pria Inggris yang tinggal di Brooklyn, New York ini, menggambar lukisan yang rumit yang diberinya judul ‘Solitude, dengan pena 0,5 pada selembar kertas setinggi lima meter dan lebar 2,5 meter.
Diketahui, untuk menciptakan karya seninya, Joe menggambar karakter dan tokoh-tokoh imajinasinya dalam skala kecil kemudian menggabungkan mereka pada selembar kertas raksasa.
Namun karena ini merupakan karya super-detil, ia harus menghabiskan berjam-jam dengan pena di tangan untuk menyelesaikan karyanya ini.
“Butuh keberanian untuk memulainya karena saya tidak pernah melakukan apa pun dengan ukuran ini sebelumnya. Seperti yang dapat Anda bayangkan, harus menginvestasikan banyak waktu untuk menyelesaikan sesuatu seperti ini.” tutur Joe.
Joe mengatakan bahwa gambarnya ini menggambarkan rasa takut tentang kematian, dan juga membuat referensi dari berbagai agama dari Buddha sampai ke penyaliban Yesus.
“Ini mungkin tampak aneh, karena saya bukan orang yang religius dan saya tidak sepenuhnya yakin apakah saya mengejek suatu agama dengan memiliki referensi seperti itu dalam karya saya.” ungkap Joe.
Ia terinspirasi membuat gambar ini berasal dari Surealis awal ‘Hieronymus Bosch and Bruegel. Ia juga dipengaruhi oleh buku-buku Surealis yang lebih gelap dari masa kecilnya, seperti ‘Ratsmagic’ oleh Wayne Anderson.
Sumber : dailymail