Spoiler for Tampilan:

Douglas DC-3


Pesawat Penumpang Komersial Pertama Di Dunia


Menawarkan pesawat bermesin dua dengan kapasitas 14 penumpang. Hasilnya, DC-1 yang segera dikembangkan menjadi DC-2 mulai menyaingi penjualan Boeing 247 karena dengan biaya operasi yang sama mampu mengangkut empat penumpang lebih banyak. Yang unik dan menarik, Dakota memiliki banyak julukan. Paling banyak dibandingkan pesawat-pesawat jenis lain. Sebutan 'Dakota' sendiri karena penamaan dari Royal Air Force (angkatan udara Britania Raya). Julukan pertama The Flying Vagrant karena kedua sayapnya yang panjang itu tak mendukungnya sama sekali. Selain itu, ada pula yang menjulukinya Grand Old Lady, juga Skytrain. Dakota memang terkesan 'gemuk dan bodoh,tak heran julukan Gajah Terbang (The Flying Elephant) pun disandangnya, di samping julukan Gooney Bird, Dumbo atau Taby. Julukan Biscuit Bomber pernah melekat setelah si pesawat melakukan dropping ransum 5.000 karton biskuit.
Code:
Role  Airliner and transport aircraft
Manufacturer Douglas Aircraft Company
First flight December 17, 1935
Status  More than 400 in limited use in 1998
Number built 16,079: 10,655 (DC-3) + 4,937 (Li-2) + 487 (L2D)[1]
Developed from Douglas DC-2
Variants C-47 Skytrain
 Lisunov Li-2
 Basler BT-67
 Conroy Turbo Three
 Conroy Tri-Turbo-Three
Quote:
Desain Dari DC-3
Pesawat Douglas DC-3 mulai diproduksi pabriknya Douglas Aircraft Company tahun 1935, dengan uji terbang akhir tahun itu dan mulai dioperasikan tahun 1936. DC-3 merupakan penyempurnaan pesawat pendahulunya DC-1 dan DC-2, dihubungi TWA untuk mengembangkan pesawat penumpang bermesin tiga.


Quote:

Code:
Spesifikasi

Douglas DC-3C

Dimensi:
Rentang sayap: 28,96 m
Panjang: 19,63 m
Tinggi: 4,97 m
Berat maksimum lepas landas: 28.000 pon (12.701 kg)

Kemampuan:
Kecepatan jelajah: 170 mph (274 km/h)
Jarak tempuh: 1.025 mil (1.650 km)
Quote:
Overview Dari DC-3
DC-3 memang populer sebagai angkutan udara komersial karena aman, ekonomis dan nyaman pada masa itu. Banyak maskapai AS mengoperasikannya, seperti United Airlines, Trans World Airlines, Eastern Airlines dan Delta Airlines. Negara-negara Eropa juga meliriknya. Perancis memproduksi Bloch 220s pada 1938, pesawat 22 penumpang seperti DC-3. Italia mencoba, walau gagal. Douglas pun memberi lisensi pada tiga negara, Belanda, Rusia dan Jepang untuk memproduksinya. DC-3 milik Belanda pula yang pertama terbang ke Indonesia pada tahun 1940. Populasinya sampai tahun 1946 saat produksi dihentikan 10.629 pesawat, tersebar di seluruh belahan dunia. Lebih 50 tahun DC-3 masih dioperasikan komersial oleh berbagai maskapai di dunia. Comair sampai 1989 masih mengoperasikan DC-3. Pada Juni 1989, Provincetown-Boston Airlines masih menerbangkan DC-3 yang airframe-nya memiliki 92.000 jam.


Spoiler for Tampilan:

DC-3 at Lakehurst

Spoiler for Tampilan:

Eastern Airlines DC-3

Spoiler for Tampilan:

Eastern Airlines DC-3

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments